BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN
SUKU BUNGA
Dosen Pembimbing:
MELIS, S.E.I
Di Susun Oleh:
BAMBANG RIYADI(13180026)
JURUSAN D3 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
PENDAHULUAN
Suku
bunga merupakan salah satu variabel dalam perekonomian yang senantiasa diamati
secara cermat karena dampaknya yang luas. Ia mempengaruhi secara langsung
kehidupan masyarakat keseharian dan mempunya dampak penting terhadap kesehatan perekonomian.
Ia mempengaruhi keputusan seseorang atau rumah tangga dalam mengkonsumsi,
membeli rumah, membeli obligasi, atau menaruhnya dalam rekening tabungan. Suku
bunga juga mempengaruhi keputusan ekonomis bagi pengusaha atau pimpinan
perusahaan apakah akan melakukan investasi pada proyek baru atau perluasan
kapasitas.
Jadi
dapat kita ketahui bersama ketika suku bunga tinggi, otomatis orang akan lebih
suka menyimpan uang mereka di bank karena ia akan mendapat bunga yang tinggi.
Sebaliknya jika suku bunga rendah masyarakat cenderung tidak tertarik lagi
untuk menyimpan uangnya di bank dan akan menarik dana mereka yang ada di bank.
Dalam hal ini ternyata tingkat suku bunga sangat mempunyai pengaruh penting
terhadap minat masyarakat terhadap dunia perbankan.
A. Pengertian Bunga
Bank
Bunga bank dapat di artikan sebagai
balas jasa yang di berikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional
kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat di artikan
sebagai harga yang harus di bayar
kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus di bayar oleh nasabah
kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). (Kasmir, 2011: 131)
Dalam
perbankan, terdapat dua harga yang selalu ada dalam praktik perbankan yaitu
harga beli dan harga jual. Apa bila bank membeli dana dari nasabah, maka bank
akan membayar sejuamlah harga tertentu kepada nasabah, oleh Karena itu dapat di
katan bahwa bankakan membeli dana dari nasabah dengan harga beli tertentu yang
di sebut bunga simpanan. Disisi lain bank juga akan menjual dana kepada nasabah
yang membutuhkan dana dengan harga jual tertentu yang di perjanjikan. Harga
tersebut merupakan harga jual bank kepada nasabah. (Ismail, 2011: 131)
Dalam kegiatan perbankan sehari-hari
ada dua macam bunga yang di berikan kepada nasabahnya yaitu sebagai berikut:
1. Bunga
simpanan
Bunga
yang di berikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan
uangnya di bank. Bunga simpanaan merupakan harga yang harus di bayar bank
kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan, dan bunga
deposito.
2.
Bunga pinjaman
Adalah
bunga yang di berikan kepada para peminjam atau harga yang harus di bayar bank
kepada nasabahnya. Sebagai contoh bunga kredit.
Kedua
macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank.
Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus di keluarkan kepada nasabah
sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang di terima dari nasabah.
(Ismail, 2011: 131)
B. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Suku Bunga
Suku bunga merupakan faktor yang
sangat penting dalam aktivitas utama bank, baik suku bunga kredit, maupun
simpanan. Kedua suku bunga tersebut mempengaruhi satu dan lainya. Apabila suku
bunga naik maka kemungkinan besar suku bunga kredit juga naik, demikian
sebaliknya. Disamping adanya keterkaitan antara suku bunga simpanan dan kredit,
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya suku bunga. (Ismail, 2011:
133)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya suku bunga antara lain:
1.
kebutuhan dana
Besarnya suku bunga dapat di
pengaruhi oleh kebutuhan dana bagi pihak yang memperlukanya, sifat kebutuhan
tersebut dapat di bagi menjadi tiga yaitu:
a) Keharusan
Keharusan
merupakan kebutuhan dana yang mendesak, yang tidak mungkin di tunda. Apabila
pihak yang membutuhkan dana tersebut pada kondisi sangat memerlukanya, maka
akan berpengaruh pada tingkat bunga. Dan pihak kreditor dapat meminjam
dananyadengan bunga yang lebih tinggi di banding market rate.
b) Kebutuhan
Merupakan
kebutuhan dana yang harus ada akan tetapi, kebutuhan tersebut masih bisa di
tunda untuk beberapa waktu. Karena sifat kebutuhanya tidak mendesak, mak suku
bunga yang akan di peroleh akan sama dengan market
rate.
c) Keinginan
Merupakan
kebutuhan dana yang tidak harus ada. Akan tetapi merupakan tambahan dana untuk
memperluas usaha nasabah. Perluasan usaha nasabah dapat meningkatkan keuntungan
yang lebih tinggi. Tambahan dana tersebut tidak tidak harus di penuhi, karena
sifatnya tidak mendesak dan bisa di abaikan. Aleh karena itu pihak debitur bisa
memperoleh tingkat bunga yang lebih rendah di banding suku bunga di pasar.
2.
Persaingan antar bank
Bank
tidak dapat menentukan suku bunga sesuai dengan keinginan. Ada faktor lain yang
di perhatikan yaitu suku bunga yang di berikan oleh pesaing. Pada umumnya bank
akan membeli dan menjual bunga tidak jauh berbeda dengan tingkat suku bunga di
pasar.
3.
Kebijakan pemerintah
Bank harus mengikuti kebijakan pemerintah
dalam menentukan besarnya tingkat suku bunga. Misalnya, apabila tingkat suku
bunga sertifikat Bank Indonesia 12%. Maka bank umum tidak di perbolehkan
menawarkan produk pendanaanya dengan tingkat bunga yang lebih tinggi dari BI rate.
4.
Jangka waktu
Faktor jangka waktu, merupakan
faktor yang penting dalam menetapkan suku bunga. Semakin lama jangka waktu yang
di perjanjikan akan semakin besar kemungkinan adanya fluktuasi bunga dalam market rate, sehinggasemakin lama jangka
waktunya akan semakin besar tingkat bunganya.
5.
Kualitas jaminan
Dalam menentukan besarnya bunga
kredit yang akan di berikan kebada debitur, bank juga melihat jaminanya.
terdapat beberapa kekayaan yang dapat di gunakan sebagai anjungan jaminan.
Apabila anjungan tersebut marketable,
mudah di perjual belikan, serta nilai anjungan tersebut setabil atau meningkat,
maka bank dapat memberikan bunga kredit yang lebih rendah. Karena resiko tidak
tertagihnya kredit debitur dapat ditutup adanya anjungan yang layak.
6.
Reputasi nasabah
Bank akan lebih aman dalam
memberikan kredit kepada nasabah yang mempunyai reputasi usaha. Karena jaminan
pembayaran atas kredit yang di berikan akan lebih besar. Biasanya bank akan memperebutkan
debitur yang mempunyai reputasi usaha. Oleh karena itu, bank sebagai kreditor
tidak dapat memberikan bunga sesuai dengan pasar, tetapi akan lebih rendah
dengan bunga pasar.
7.
Produk
Produk yang di tawarkan oleh
banksangat bervariasi, sehingga bunga yang akan di berikan kepada nasabah
penyimpan dana maupun bunga yang di berikan kepada nasabah peminjam juga
tergantung pada jenis produknya. Semakin banyak fasilitas yang di berikan dalam
produk tertentu akan semakin menarik bunga yang di tawarkan.
8.
Hubungan bank
Hubungan bank dan nasabah akan
berpengaruh pada besarnya bunga. Apabila nasabah tersebut merupakan nasabah
prima, nasabah yang telah memiliki hubungan baik dengan bank dan selama menjadi
nasabah bank tidak pernah wan prestasi maka bank akan memberikan bungan yang
rendah.
D. Komponen-Komponen
Dalam Menentukan Bunga Kredit
Sesungguhnya keuntungan
utama dari bisnis perbankan adalah bagaimana mengelola dan menentukan bunga
pinjaman secara fleksibel sehingga menghasilkan laba yang maksimal. Artinya
tinggkat suku bunga pinjaman haruslah lebih tinggi dari suku bungga simpanan
sehingga bank dapat memperoleh keuntungan.
Dalam menentukan besar kecilnya suku
bunga kredit yang akan di berikan kepada para debitur terdapat beberapa
komponen yang perlu memperoleh perhatian. Komponen-komponen ini ada yang dapat
di minimalkan dan ada pula yang tidak sama sekali. (Kasmir, 2007: 40)
Adapun komponen-komponen dalam
menentukan suku bunga kredit antara lain:
a. Total
biaya dana (Cost of fund)
Merupakan total bunga
yang di keluarkan oleh bank untuk memperoleh dana simpanan baik dalam bentuk
simpanan giro, tabungan maupun deposito.
b. Biaya
operasi
Dalam melakukan setiap
kegiatan bank membutuhkan berbagai sarana dan prasarana baik berupa manusia
maupun alat. Biaya operasi merupan biaya yang di keluarkan oleh bank dalam
melaksanakan operasinya. Biaya ini terdiri dari biaya gaji pegawai, biaya
administrasi, biaya pemeliharaan dan biaya-biaya lainya.
c. Cadangan
resiko kredit macet
Merupan cadangan
terhadap macetnya kredit yang akan di berikan, hal ini di sebabkan setiap
kredit yang di berikan pasti mengandung suatu resiko tidak terbayar. Oleh
karena itu pihak bank perlu mencadangkannya sebagai sikap bersiaga
menghadapinya dengan cara membebankan sejumlah presentase tertentu terhadap
kredit yang di salurkan.
d. Laba
yag di inginkan
Setiap kali melakukan
transaksi bank selalu ingin memperoleh laba yang maksimal. Penentuan ini di
tentukan oleh beberapa pertimbangan penting, mengingat penentuan besarnya laba
sangat mempengaruhi besarnya bunga kredit.
e. Pajak
Pajak merupakan
kewajiban yang di bebankan pemerintah kepada bank yang memberikan fasilitas
kredit kepada nasabahnya.
E. Fungsi Tingkat Bunga
Tingkat
bunga mempunyai beberapa fungsi atau peranan penting dalam perekonomian, yaitu:
a. Membantu
mengalirnya tabungan berjalan kearah investasi guna mendukung pertumbuhan
perekonomian.
b. Mendistribusikan
jumlah kredit yang tersedia, pada umumnya memberikan dana kredit kepada proyek
investasi yang menjanjikan hasil tertinggi.
c. Menyeimbangkan
jumlah uang beredar dengan permintaan akan uang dari suatu negara.
d. Merupakan
alat penting menyangkut kebijakan pemerintah melalui pengaruhnya terhadap
jumlah tabungan dan investasi.(Sulad, 2006: 77)
F. tingkat bunga kredit
bank
Bank
dalam operasionalnya secara umum berfungsi untuk mengumpulkan dana dan membayar
bunga kepada nasabahnya dan menyalurkan kredit dan menerima bunga dari
debitornya. Oleh karena itu pendapatan bank baru ada jika pricing credit lebih besar dari cost
of fund. Agar bank memperoleh pendapatan, perlu ditentukan tingkat suku
bunga kredityang dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu:
1.
Cost of Fund( COF)
2.
Overhead Cost (OHC)
3.
Spread Profit (SP)
Mengenai
hal tersebut, sejak januari 2005 BI telah 15 kali melakukan perubahan suku
bunga, dan kebijakan ini berdampak langsung pada kenaikan penghimpunan DPK.
Kebijakan kenaikan bunga tersebut berperan besar terhadap pengendalian tingkat
inflasi dan terbukti tingkat inflasi dapat diminimalisir dari inflasi tertinggi
8,81% pada bulan maret 2005 menjadi 7,42% pada bulan juni 2005. (Mangasa, 2007:
14)
Analisis
yang terjadi pada dunia perbankan terjadi kenaikan tingkat suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebenarnya telah cukup tinggi. Bank-bank sudah
berani menawarkan bunga deposit sebesar 30% yang berarti juga menaikan suku
bunga kredit menjadi minimal 35%. Pada situasi krisis tentunya investor enggan
meminjam dana dari bank untuk mendanai usahanya karena mereka akan kesulitan
untuk mengembalikan pinjaman beserta bunganya hal ini disebabkan oleh kerja
sector perbankan yang sedang mengalami kesulitan.Kemungkinan yang lain yaitu
diakibatkan oleh kenaikan uang inti yaitu rupiah yang dicetak oleh BI. Ini merupakan
teori inflasiyang pernah berkali-kali terjadi, pada intinya hal ini semua
disebabkan percetakan rupiah baru oleh BI karena pemerintah memerlukan dana
untuk mendorong APBN atau untuk membantu penciptaan lapangan pekerjaan atau
karena alasan politis.Apabila semua tingkat bunga dalam system keuangan dapat
dihitung angka rata-ratanya dan diwakili oleh satu tingkat bunga itu tidak bias
dipersamakan karena tingkat suku bunga tergantung pada interaksi antara system
keuangan dan system riil dan harus pula mengembangkan suatu model yang
benar-benar riil yang akan memberikan informasi mengenai determinan dari
tingkat penghasilan dan kesempatan kerja. Sektor riil ini dibedakan antara
perekonomian dengan sector keungan atau moneter karena jenis kegiatanya yang berbeda.
(Tony, 2000: 233)
G. Struktur Suku Bunga
Tingkat bunga yang telah diuraikan
diatas dapat diartikan sebagai rata-rata dari berbagai macam jenis suku bunga,
yaitu meliputi jangka pendek, jangka panjang, dll. Struktur tingkat bunga dalam
sistem keuangan terutama ditentukan oleh determinan sebagai berikut:
1.
Jangka waktu dari klaim keuangan
2. Karakteristik perpajakan dari
klaim keuangan
3. Derajat risiko tunggakan dari
klaim keuangan
4. Kemudahan pemasaran dari klaim
keuangan dan faktor-faktor lainnya.
Dari
keempat determinan tersebut diatas perbedaan jangka waktu dari klaim keuangan
merupakan faktor yang paling banyak dipertimbangkan. Hubungan antara jangka
waktu dan suku bunga disebut struktur masa (term structure) dari suku bunga.
Ketiga determinan lainnya juga merupakan faktor penting, akan tetapi seringkali
lebih mudah dalam menentukan pengaruhnya terhadap struktur suku bunga.
(Swaldjo, 2004: 85)
Ada
lima teori tentang struktur suku bunga,yaitu:
a. Teori
Kurva Hasil
Cara
yang paling sering digunakan untuk melukiskan hubungan antara suku bunga dan
jangka waktu dari klaim keuangan adalah kurva hasil. Akan tetapi faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi bentuk kurva hasil sampai saat ini belum ditemukan
suatu kesimpulan yang pasti, yang tentunya didukung dengan data empiris.
Berkaitan dengan hal itu maka dikembangkan tiga teori, yaitu; teori harapan,
teori premium likuiditas, dan teori pasar tersegmen. (Swaldjo, 2004: 86)
b. Teori
Harapan.
Teori
ini menyatakan bahwa suku bunga jangka panjang sama dengan suku bunga jangka
pendek yang berjalan plus suku bunga jangka pendek yang diharapkan pelaku pasar
yang berlangsung hingga jatu temponya sekuritas jangka panjang. Misal suku
bunga untuk obligasi sepuluh tahun harus sama dengan penjumlahan suku bunga
jangka pendek (obligasi satu tahun) yang berjalan dengan suku bunga jangka
pendek yang diantisipasi akan terjadisepanjang obligasi jangka panjang dibagi
jangka waktu dari obligasi jangka panjang. (Swaldjo, 2004: 86)
c. Teori
Premium Likuiditas.
Teori
ini berlandaskan pada teori harapan, akan tetapi menolak asumsi bahwa peserta
pasar berlaku sama dalam hal obligasi jangka pendek dan jangka panjang. Menurut
teori ini tingkat bunga jangka panjang sama dengan rata-rata dari tingkat bunga
jangka pendek yang berjalan, tingkat bunga jangka pendek yang diharapkan dan
premium likuditas. (Swaldjo, 2004: 86)
d. Teori
Pasar Tersegmentasi.
Teroi
ini sangat berbeda dengan kedua teori diatas. Teori ini beranggapan bahwa
tingkat bunga jangka pendek dan tingkat bunga jangka panjang ditentukan didalam
pasar yang relatif terpisah. Pasar-pasar ini dipisahkan karena alasan
kelembagaan. Misal, banyak pembeli sekuritas dalam pikirannya mempunyai
kebutuhan tertentu yang biasanya berkaitandengan sifat dari utang, sehingga
membatasi pembeliannya pada segmen dari spektrum jatuh waktu.(Swaldjo, 2004:
86)
H. Jenis-Jenis
Pembebanan Suku Bunga Kredit
Pembebanan besarnya suku bunga kredit di
bedakan kepada jenis kreditnya. Jumlah bunga yang di bayar akan mempengaruhi
jumlah angsuran perbulannya. Di mana jumlah angsuran terdiri dari utang/pokok
pinjaman dan bunga. (Kasmir, 2011: 138)
Metode pembebanan bunga yang di
maksud adalah sebagai berikut:
a. Sliding rate
Pembebanan
bunga setiap bulan di hitung dari sisa pinjamannya sehingga jumlah bunga yang
di bayar nasabah setiap bulan menurut dengan seiring dengan turunnya pokok
pinjaman akan tetapi, pembayaran pokok pinjaman setiap bulan sama cicilan
nasabah (pokok pinjaman di tambah dengan bunga) otomatis dari bulan ke bulan
semakin menurun. Jenis sliding rate ini
biasanya di berikan kepada sektor produktif, dengan maksud si nasabah merasa
tidak terbebani terhadap pinjamannya.
b. Flate rate
Pembebanan
bunga setiap bulan tetap dari jumlah pinjamannya, demikian pula pokok pinjaman
setiap bulan juga di bayar sama sehingga cicilan setiap bulan sama sampai
kredit tersebut lunas. Jenis flate rate
ini juga di berikan kepada kredit yang bersifat konsumtif seperti pembelian
rumah tinggal, pembelian mobil pribadi atau kredit konsumtif lainnya.
c. Floating rate
Jenis
ini membebankan bunga di kaitkan dengan bunga yang ada di pasar uang sehingga
bunga yang di bayar setiap bulan sangat tergantung dari bunga pasar uang pada
bulan tersebut.jumlah bunga yang di bayar dapat lebih tinggi atau lebih rendah
dari bulan yang bersangkutan. Pada akhirnya hal ini juga berpengaruh terhadap
cicilannya setiap bulan.
KESIMPULAN
Suku
bunga sudah ada sejak lama. Bunga itu sendiri adalah sejumlah dana, dinilai
dari uang, yang diterima si pemberi pinjaman (kreditur) , sedangkan suku bunga
adalah rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman.
Fungsi
tingkat bunga: Membantu mengalirnya tabungan berjalan kearah investasi guna
mendukung pertumbuhan perekonomian, Mendistribusikan jumlah kredit yang
tersedia, pada umumnya memberikan dana kredit kepada proyek investasi yang
menjanjikan hasil tertinggi, Menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan
permintaan akan uang dari suatu negara, dan Merupakan alat penting menyangkut
kebijakan pemerintah melalui pengaruhnya terhadap jumlah tabungan dan
investasi.
REFERENSI
Kasmir, Lembaga Keuangan Lainya, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2011
Kasmir,
Manajemen Perbankan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007
Puspopranoto,
Sawaldjo, Keuangan Perbankan Dan Pasar
Keuangan (Konsep, Teori, Dan Realita), Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia,
2004
Hardanto,
Sulad Sri, Manajemen Risiko Bagi Bank
Umum, Jakarta: Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2006
Sipahutar,
Mangasa Augustinus, Persoalan-Persoalan
Perbankan di Indonesia, Jakarta: Gorga Media, 2007
Prasetiantono,
A Tony, Keluar Dari Krisis, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2000
No comments:
Post a Comment