6 April 2015

SUKU BUNGA




BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN
SUKU BUNGA




Dosen Pembimbing:
MELIS, S.E.I
                                                                              
Di Susun Oleh:
BAMBANG RIYADI(13180026)




JURUSAN D3 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) RADEN FATAH
 PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2014/2015







PENDAHULUAN
Suku bunga merupakan salah satu variabel dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas. Ia mempengaruhi secara langsung kehidupan masyarakat keseharian dan mempunya dampak penting terhadap kesehatan perekonomian. Ia mempengaruhi keputusan seseorang atau rumah tangga dalam mengkonsumsi, membeli rumah, membeli obligasi, atau menaruhnya dalam rekening tabungan. Suku bunga juga mempengaruhi keputusan ekonomis bagi pengusaha atau pimpinan perusahaan apakah akan melakukan investasi pada proyek baru atau perluasan kapasitas.
Jadi dapat kita ketahui bersama ketika suku bunga tinggi, otomatis orang akan lebih suka menyimpan uang mereka di bank karena ia akan mendapat bunga yang tinggi. Sebaliknya jika suku bunga rendah masyarakat cenderung tidak tertarik lagi untuk menyimpan uangnya di bank dan akan menarik dana mereka yang ada di bank. Dalam hal ini ternyata tingkat suku bunga sangat mempunyai pengaruh penting terhadap minat masyarakat terhadap dunia perbankan.




A. Pengertian Bunga Bank
            Bunga bank dapat di artikan sebagai balas jasa yang di berikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat di artikan sebagai harga yang harus di bayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus di bayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). (Kasmir, 2011: 131)
Dalam perbankan, terdapat dua harga yang selalu ada dalam praktik perbankan yaitu harga beli dan harga jual. Apa bila bank membeli dana dari nasabah, maka bank akan membayar sejuamlah harga tertentu kepada nasabah, oleh Karena itu dapat di katan bahwa bankakan membeli dana dari nasabah dengan harga beli tertentu yang di sebut bunga simpanan. Disisi lain bank juga akan menjual dana kepada nasabah yang membutuhkan dana dengan harga jual tertentu yang di perjanjikan. Harga tersebut merupakan harga jual bank kepada nasabah. (Ismail, 2011: 131)

            Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang di berikan kepada nasabahnya yaitu sebagai berikut:
1.      Bunga simpanan
Bunga yang di berikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanaan merupakan harga yang harus di bayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan, dan bunga deposito.
       2.   Bunga pinjaman
Adalah bunga yang di berikan kepada para peminjam atau harga yang harus di bayar bank kepada nasabahnya. Sebagai contoh bunga kredit.
Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus di keluarkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang di terima dari nasabah. (Ismail, 2011: 131)
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Suku Bunga
            Suku bunga merupakan faktor yang sangat penting dalam aktivitas utama bank, baik suku bunga kredit, maupun simpanan. Kedua suku bunga tersebut mempengaruhi satu dan lainya. Apabila suku bunga naik maka kemungkinan besar suku bunga kredit juga naik, demikian sebaliknya. Disamping adanya keterkaitan antara suku bunga simpanan dan kredit, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya suku bunga. (Ismail, 2011: 133)

            Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya suku bunga antara lain:
1. kebutuhan dana
            Besarnya suku bunga dapat di pengaruhi oleh kebutuhan dana bagi pihak yang memperlukanya, sifat kebutuhan tersebut dapat di bagi menjadi tiga yaitu:
a)      Keharusan
Keharusan merupakan kebutuhan dana yang mendesak, yang tidak mungkin di tunda. Apabila pihak yang membutuhkan dana tersebut pada kondisi sangat memerlukanya, maka akan berpengaruh pada tingkat bunga. Dan pihak kreditor dapat meminjam dananyadengan bunga yang lebih tinggi di banding market rate.

b)      Kebutuhan
Merupakan kebutuhan dana yang harus ada akan tetapi, kebutuhan tersebut masih bisa di tunda untuk beberapa waktu. Karena sifat kebutuhanya tidak mendesak, mak suku bunga yang akan di peroleh akan sama dengan market rate.

c)      Keinginan
Merupakan kebutuhan dana yang tidak harus ada. Akan tetapi merupakan tambahan dana untuk memperluas usaha nasabah. Perluasan usaha nasabah dapat meningkatkan keuntungan yang lebih tinggi. Tambahan dana tersebut tidak tidak harus di penuhi, karena sifatnya tidak mendesak dan bisa di abaikan. Aleh karena itu pihak debitur bisa memperoleh tingkat bunga yang lebih rendah di banding suku bunga di pasar.
2. Persaingan antar bank
Bank tidak dapat menentukan suku bunga sesuai dengan keinginan. Ada faktor lain yang di perhatikan yaitu suku bunga yang di berikan oleh pesaing. Pada umumnya bank akan membeli dan menjual bunga tidak jauh berbeda dengan tingkat suku bunga di pasar.
3. Kebijakan pemerintah
            Bank harus mengikuti kebijakan pemerintah dalam menentukan besarnya tingkat suku bunga. Misalnya, apabila tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia 12%. Maka bank umum tidak di perbolehkan menawarkan produk pendanaanya dengan tingkat bunga yang lebih tinggi dari BI rate.
4. Jangka waktu
            Faktor jangka waktu, merupakan faktor yang penting dalam menetapkan suku bunga. Semakin lama jangka waktu yang di perjanjikan akan semakin besar kemungkinan adanya fluktuasi  bunga dalam market rate, sehinggasemakin lama jangka waktunya akan semakin besar tingkat bunganya.
5. Kualitas jaminan
            Dalam menentukan besarnya bunga kredit yang akan di berikan kebada debitur, bank juga melihat jaminanya. terdapat beberapa kekayaan yang dapat di gunakan sebagai anjungan jaminan. Apabila anjungan tersebut marketable, mudah di perjual belikan, serta nilai anjungan tersebut setabil atau meningkat, maka bank dapat memberikan bunga kredit yang lebih rendah. Karena resiko tidak tertagihnya kredit debitur dapat ditutup adanya anjungan yang layak.
6. Reputasi nasabah
            Bank akan lebih aman dalam memberikan kredit kepada nasabah yang mempunyai reputasi usaha. Karena jaminan pembayaran atas kredit yang di berikan akan lebih besar. Biasanya bank akan memperebutkan debitur yang mempunyai reputasi usaha. Oleh karena itu, bank sebagai kreditor tidak dapat memberikan bunga sesuai dengan pasar, tetapi akan lebih rendah dengan bunga pasar.
7. Produk
            Produk yang di tawarkan oleh banksangat bervariasi, sehingga bunga yang akan di berikan kepada nasabah penyimpan dana maupun bunga yang di berikan kepada nasabah peminjam juga tergantung pada jenis produknya. Semakin banyak fasilitas yang di berikan dalam produk tertentu akan semakin menarik bunga yang di tawarkan.
8. Hubungan bank
            Hubungan bank dan nasabah akan berpengaruh pada besarnya bunga. Apabila nasabah tersebut merupakan nasabah prima, nasabah yang telah memiliki hubungan baik dengan bank dan selama menjadi nasabah bank tidak pernah wan prestasi maka bank akan memberikan bungan yang rendah.

D. Komponen-Komponen Dalam Menentukan Bunga Kredit
            Sesungguhnya keuntungan utama dari bisnis perbankan adalah bagaimana mengelola dan menentukan bunga pinjaman secara fleksibel sehingga menghasilkan laba yang maksimal. Artinya tinggkat suku bunga pinjaman haruslah lebih tinggi dari suku bungga simpanan sehingga bank dapat memperoleh keuntungan.
            Dalam menentukan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan di berikan kepada para debitur terdapat beberapa komponen yang perlu memperoleh perhatian. Komponen-komponen ini ada yang dapat di minimalkan dan ada pula yang tidak sama sekali. (Kasmir, 2007: 40)
            Adapun komponen-komponen dalam menentukan suku bunga kredit antara lain:
a.       Total biaya dana (Cost of fund)
Merupakan total bunga yang di keluarkan oleh bank untuk memperoleh dana simpanan baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan maupun deposito.

b.      Biaya operasi
Dalam melakukan setiap kegiatan bank membutuhkan berbagai sarana dan prasarana baik berupa manusia maupun alat. Biaya operasi merupan biaya yang di keluarkan oleh bank dalam melaksanakan operasinya. Biaya ini terdiri dari biaya gaji pegawai, biaya administrasi, biaya pemeliharaan dan biaya-biaya lainya.

c.       Cadangan resiko kredit macet
Merupan cadangan terhadap macetnya kredit yang akan di berikan, hal ini di sebabkan setiap kredit yang di berikan pasti mengandung suatu resiko tidak terbayar. Oleh karena itu pihak bank perlu mencadangkannya sebagai sikap bersiaga menghadapinya dengan cara membebankan sejumlah presentase tertentu terhadap kredit yang di salurkan.

d.      Laba yag di inginkan
Setiap kali melakukan transaksi bank selalu ingin memperoleh laba yang maksimal. Penentuan ini di tentukan oleh beberapa pertimbangan penting, mengingat penentuan besarnya laba sangat mempengaruhi besarnya bunga kredit.

e.       Pajak
Pajak merupakan kewajiban yang di bebankan pemerintah kepada bank yang memberikan fasilitas kredit kepada nasabahnya.




E. Fungsi Tingkat Bunga
Tingkat bunga mempunyai beberapa fungsi atau peranan penting dalam perekonomian, yaitu:
a.       Membantu mengalirnya tabungan berjalan kearah investasi guna mendukung pertumbuhan perekonomian.

b.      Mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia, pada umumnya memberikan dana kredit kepada proyek investasi yang menjanjikan hasil tertinggi.
c.       Menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan permintaan akan uang dari suatu negara.

d.      Merupakan alat penting menyangkut kebijakan pemerintah melalui pengaruhnya terhadap jumlah tabungan dan investasi.(Sulad, 2006: 77)

F. tingkat bunga kredit bank
Bank dalam operasionalnya secara umum berfungsi untuk mengumpulkan dana dan membayar bunga kepada nasabahnya dan menyalurkan kredit dan menerima bunga dari debitornya. Oleh karena itu pendapatan bank baru ada jika pricing credit lebih besar dari cost of fund. Agar bank memperoleh pendapatan, perlu ditentukan tingkat suku bunga kredityang dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu:
1. Cost of Fund( COF)
2. Overhead Cost (OHC)
3. Spread Profit (SP)
Mengenai hal tersebut, sejak januari 2005 BI telah 15 kali melakukan perubahan suku bunga, dan kebijakan ini berdampak langsung pada kenaikan penghimpunan DPK. Kebijakan kenaikan bunga tersebut berperan besar terhadap pengendalian tingkat inflasi dan terbukti tingkat inflasi dapat diminimalisir dari inflasi tertinggi 8,81% pada bulan maret 2005 menjadi 7,42% pada bulan juni 2005. (Mangasa, 2007: 14)

Analisis yang terjadi pada dunia perbankan terjadi kenaikan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebenarnya telah cukup tinggi. Bank-bank sudah berani menawarkan bunga deposit sebesar 30% yang berarti juga menaikan suku bunga kredit menjadi minimal 35%. Pada situasi krisis tentunya investor enggan meminjam dana dari bank untuk mendanai usahanya karena mereka akan kesulitan untuk mengembalikan pinjaman beserta bunganya hal ini disebabkan oleh kerja sector perbankan yang sedang mengalami kesulitan.Kemungkinan yang lain yaitu diakibatkan oleh kenaikan uang inti yaitu rupiah yang dicetak oleh BI. Ini merupakan teori inflasiyang pernah berkali-kali terjadi, pada intinya hal ini semua disebabkan percetakan rupiah baru oleh BI karena pemerintah memerlukan dana untuk mendorong APBN atau untuk membantu penciptaan lapangan pekerjaan atau karena alasan politis.Apabila semua tingkat bunga dalam system keuangan dapat dihitung angka rata-ratanya dan diwakili oleh satu tingkat bunga itu tidak bias dipersamakan karena tingkat suku bunga tergantung pada interaksi antara system keuangan dan system riil dan harus pula mengembangkan suatu model yang benar-benar riil yang akan memberikan informasi mengenai determinan dari tingkat penghasilan dan kesempatan kerja. Sektor riil ini dibedakan antara perekonomian dengan sector keungan atau moneter karena jenis kegiatanya yang berbeda. (Tony, 2000: 233)

G. Struktur Suku Bunga
            Tingkat bunga yang telah diuraikan diatas dapat diartikan sebagai rata-rata dari berbagai macam jenis suku bunga, yaitu meliputi jangka pendek, jangka panjang, dll. Struktur tingkat bunga dalam sistem keuangan terutama ditentukan oleh determinan sebagai berikut:
1. Jangka waktu dari klaim keuangan
            2. Karakteristik perpajakan dari klaim keuangan
            3. Derajat risiko tunggakan dari klaim keuangan
            4. Kemudahan pemasaran dari klaim keuangan dan faktor-faktor lainnya.
Dari keempat determinan tersebut diatas perbedaan jangka waktu dari klaim keuangan merupakan faktor yang paling banyak dipertimbangkan. Hubungan antara jangka waktu dan suku bunga disebut struktur masa (term structure) dari suku bunga. Ketiga determinan lainnya juga merupakan faktor penting, akan tetapi seringkali lebih mudah dalam menentukan pengaruhnya terhadap struktur suku bunga. (Swaldjo, 2004: 85)
Ada lima teori tentang struktur suku bunga,yaitu:
a.       Teori Kurva Hasil
Cara yang paling sering digunakan untuk melukiskan hubungan antara suku bunga dan jangka waktu dari klaim keuangan adalah kurva hasil. Akan tetapi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi bentuk kurva hasil sampai saat ini belum ditemukan suatu kesimpulan yang pasti, yang tentunya didukung dengan data empiris. Berkaitan dengan hal itu maka dikembangkan tiga teori, yaitu; teori harapan, teori premium likuiditas, dan teori pasar tersegmen. (Swaldjo, 2004: 86)
b.      Teori Harapan.
Teori ini menyatakan bahwa suku bunga jangka panjang sama dengan suku bunga jangka pendek yang berjalan plus suku bunga jangka pendek yang diharapkan pelaku pasar yang berlangsung hingga jatu temponya sekuritas jangka panjang. Misal suku bunga untuk obligasi sepuluh tahun harus sama dengan penjumlahan suku bunga jangka pendek (obligasi satu tahun) yang berjalan dengan suku bunga jangka pendek yang diantisipasi akan terjadisepanjang obligasi jangka panjang dibagi jangka waktu dari obligasi jangka panjang. (Swaldjo, 2004: 86)
c.       Teori Premium Likuiditas.
Teori ini berlandaskan pada teori harapan, akan tetapi menolak asumsi bahwa peserta pasar berlaku sama dalam hal obligasi jangka pendek dan jangka panjang. Menurut teori ini tingkat bunga jangka panjang sama dengan rata-rata dari tingkat bunga jangka pendek yang berjalan, tingkat bunga jangka pendek yang diharapkan dan premium likuditas. (Swaldjo, 2004: 86)
d.      Teori Pasar Tersegmentasi.
Teroi ini sangat berbeda dengan kedua teori diatas. Teori ini beranggapan bahwa tingkat bunga jangka pendek dan tingkat bunga jangka panjang ditentukan didalam pasar yang relatif terpisah. Pasar-pasar ini dipisahkan karena alasan kelembagaan. Misal, banyak pembeli sekuritas dalam pikirannya mempunyai kebutuhan tertentu yang biasanya berkaitandengan sifat dari utang, sehingga membatasi pembeliannya pada segmen dari spektrum jatuh waktu.(Swaldjo, 2004: 86)

H. Jenis-Jenis Pembebanan Suku Bunga Kredit
             Pembebanan besarnya suku bunga kredit di bedakan kepada jenis kreditnya. Jumlah bunga yang di bayar akan mempengaruhi jumlah angsuran perbulannya. Di mana jumlah angsuran terdiri dari utang/pokok pinjaman dan bunga. (Kasmir, 2011: 138)
            Metode pembebanan bunga yang di maksud adalah sebagai berikut:
a.       Sliding rate
Pembebanan bunga setiap bulan di hitung dari sisa pinjamannya sehingga jumlah bunga yang di bayar nasabah setiap bulan menurut dengan seiring dengan turunnya pokok pinjaman akan tetapi, pembayaran pokok pinjaman setiap bulan sama cicilan nasabah (pokok pinjaman di tambah dengan bunga) otomatis dari bulan ke bulan semakin menurun. Jenis sliding rate ini biasanya di berikan kepada sektor produktif, dengan maksud si nasabah merasa tidak terbebani terhadap pinjamannya.

b.      Flate rate
Pembebanan bunga setiap bulan tetap dari jumlah pinjamannya, demikian pula pokok pinjaman setiap bulan juga di bayar sama sehingga cicilan setiap bulan sama sampai kredit tersebut lunas. Jenis flate rate ini juga di berikan kepada kredit yang bersifat konsumtif seperti pembelian rumah tinggal, pembelian mobil pribadi atau kredit konsumtif lainnya.

c.       Floating rate
Jenis ini membebankan bunga di kaitkan dengan bunga yang ada di pasar uang sehingga bunga yang di bayar setiap bulan sangat tergantung dari bunga pasar uang pada bulan tersebut.jumlah bunga yang di bayar dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari bulan yang bersangkutan. Pada akhirnya hal ini juga berpengaruh terhadap cicilannya setiap bulan.




KESIMPULAN

Suku bunga sudah ada sejak lama. Bunga itu sendiri adalah sejumlah dana, dinilai dari uang, yang diterima si pemberi pinjaman (kreditur) , sedangkan suku bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman.
Fungsi tingkat bunga: Membantu mengalirnya tabungan berjalan kearah investasi guna mendukung pertumbuhan perekonomian, Mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia, pada umumnya memberikan dana kredit kepada proyek investasi yang menjanjikan hasil tertinggi, Menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan permintaan akan uang dari suatu negara, dan Merupakan alat penting menyangkut kebijakan pemerintah melalui pengaruhnya terhadap jumlah tabungan dan investasi.




REFERENSI

Kasmir, Lembaga Keuangan Lainya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011
Ismail, Manajemen Perbankan, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2011
Kasmir, Manajemen Perbankan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007
Puspopranoto, Sawaldjo, Keuangan Perbankan Dan Pasar Keuangan (Konsep, Teori, Dan Realita), Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2004
Hardanto, Sulad Sri, Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, Jakarta: Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2006
Sipahutar, Mangasa Augustinus, Persoalan-Persoalan Perbankan di Indonesia, Jakarta: Gorga Media, 2007
Prasetiantono, A Tony, Keluar Dari Krisis, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000





No comments: